Mari bersepeda, inilah 22 alasan kenapa kita harus bersepeda



1. Sampai ditujuan lebih cepat (jelas melawan macet yang parah pakai mobil)

2. Tidur lebih nyenyak (dari penelitian Stanford University school of medicine, terutama yang mengalami insomnia dianjurkan sepedahan 20-30 menit setiap hari).


3. Terlihat lebih muda karena paparan sinar matahari, cuman katanya jangan lupa pakai sunscreen dan juga ya jadi hitam kulitnya  (juga dari Stanford University, karena meningkatnya sirkulasi oksigen dan mengeluarkan racun dari tubuh, ini sepertinya hampir semua olah raga aerobic deh).


4. Meningkatkan penceranaan karena olah raga bersifat aerobic meningkatkan pernapasan dan detak jantung yang menstimulasi kontraksi otot pencernaan juga.


5. Meningkatkan kemampuan otak termasuk daya ingat, karena adanya regenerasi sel otak yg meningkat hingga 15 persen kalau rajin bersepeda.


6. Mengurangi jatuh sakit, karena sel imune menjadi lebih aktif


7. Berumur lebih panjang, menurut artikel 45 menit bersepeda menyebabkan 9 tahun lebih mudah secara biologis.


8. Meningkatkan kualitas Sexual, karena tubuh menjadi lebih fit tentunya.


9. Menyelamatkan Bumi. (ini kalau yang tiap hari Gowes kali ya??)


10. Simbol status, menurut artikel memiliki sepeda dan bersepeda juga menjadi simbol status saat ini.


11. Dapat meningkatkan kemungkinan untuk memiliki anak, yang ini no comment


12. Menyembuhkan jantung, Menurut Purdue University di US, bersepeda secara rutin, dapat mengurangi 50% kemungkinan penyakit jantung.


13. Karena jarang sakit maka perusahaan anda akan lebih senang (jarang bolos jadinya)


14. Mengurangi kemungkinan penyakit Kanker, bila bersepeda 30 menit sehari kemungkinan kanker turun setengahnya.


15. Mengurangi berat lebih aman di sadel, dibandingkan lari dimana otot kaki menumpu berat badan secara penuh dibandingkan duduk di sadel.


16. Mengurangi polusi (kalau tiap hari atau makin banyak yang bersepeda kalau tidak malah terpapar polusi kali ya).


17. Dapat menjadi sarana kegiatan keluarga yang lebih menyenangkan, yang ini bener juga, karena jarang2 yang bisa hobby bareng.







18. Bisa berpikir lebih kreatif


19. Membakar lemak lebih banyak lagi


20. Memberikan kecanduan yang bersifat positif (daripada kecanduan obat terlarang atau minuman keras)


21. Menambah pergaulan dan teman


22. Bisa dilakukan di segala cuaca, baik musim kemarau maupun musim penghujan.



       Nah untuk teman-teman mahasiswa khususnya yang sedang menempuh pendidikan di kota Banjarmasin, dapat menyalurkan hobi bersepedanya bersama gerakan Bike To Campus Banjarmasin. Bike to campus Banjarmasin adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai transportasi alternatif menuju kampus.

untuk informasi bisa cek twitter B2C Banjarmasin @biketocampusBJM atau ke blog http://tidakadaalamatnya.blogspot.com/ 






SUMBER 
Nepenthes jamban

     Nepenthes adalah salah satu genus dari kerajaan tumbuhan. Genus ini memiliki ciri yang khas, yaitu sebagai predator. Predator ? ya, tumbuhan ini adalah predator bagi para serangga bahkan katak. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan merambat dan dapat tumbuh hingga panjang 15 - 20 meter. Nepenthes biasa di panggil dengan sebutan kantung semar. Kantung semar ? bukan kah Semar adalah tokoh pewayangan yang memiliki perut buncit ? ya, mungkin dinamakan kantung semar karena bentung kantungnya yang juga membuncit seperti perut semar (menurut ane sih begitu ^_^). Ingin tau profil lengkap tentang kantung semar...? Cekidot...,
  Nama umum
  Indonesia : kantung semar, Kantong semar, Periuk monyet, kentung beruk,
                       Ketakung, Sorok raja mentari. 
   Inggris : Picher plants
 Klasifikasi
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
      Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
          Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
              Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                   Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
                        Sub kelas : Dilleniidae
                            Ordo : Nepenthales
                                Famili : Nepenthaceae
                                     Genus : Nepenthes
                                           Species : Nepenthes sp
     Woke, langsung aja kita ngebahas tentang Nepenthes jamban. Mungkin banyak juga yang bertanya, apa bener nama spesiesnya jemban...? dari litelatur yang sudah ane baca memang ditulis dengan demikian, tidak menggunakan bahasa asing atau bahasa lainnya. Spesies ini merupakan spesies baru dan endemik bukit barisan Sumatera. Pertama kali ditemukan oleh Ch'ien Lee Cheng, hobiis asal Amerika Serikat, 5 tahun yang lalu. Panjang kantung atas jamban mencapai 20 cm dan lebar 10 cm. kantung umumnya berwarna kuning terang dan warna kantung bawah lebih beragam, mulai dari jingga kekuningan hingga merah terang.
 Ini juga N. jamban gan, walaupun beda warna dan bentuk

Ini dia nepenthes jamban yang ditemukan di Bukit Barisan Sumatera Uara

      Menurut ane, si Ch'ien ini juga bekerja di Borneo Exotic. Borneo Exotic merupakan nurseri terbesar di Sri


      Dalam ekspedisinya, mereka juga menemukan N. reinwardtiana dan N. dubia.



LAPORAN PRAKTIKUM IV
MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC 2203)


BENTUK BATANG, ARAH TUMBUH, PERMUKAAN DAN MODIFIKASI BATANG


Disusun Oleh :
Maulidi Rahman
(A1C213073)
Kelompok V B

Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti M.Si


Asisten Dosen :
H a l i d i
Prahesty Nurhandayani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2014
PRAKTIKUM IV
Topik               : BENTUK BATANG, ARAH TUMBUH, PERMUKAAN DAN MODIFIKASI BATANG
Tujuan             : Untuk mengetahui bermacam-macam bentuk batang, arah tumbuh
batang, permukaan dan modifikasinya.
Hari / tanggal  : Kamis / 29 Maret 2014
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.                    ALAT DAN BAHAN

Alat-alat:   
1.      Baki
2.      Pisau silet/cutter
3.      Alat tulis
4.      Cutter
Bahan-bahan:
1.      Rumput Teki (Cyperus rotundus)
2.      Mendong (Fimbrysitilis sp.)
3.      Pisang (Musa paradisiaca L.)
4.      Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
5.      Sirih (Piper betle L.)
6.      Bambu (Bambusa sp.)
7.      Kaktus (Opuntia vulgaris)
8.      Pepaya (Carica papaya L.)
9.      Jambu Biji (Psidium guajava L.)
10.  Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
11.  Ketapang (Terminalia catappa L.)
12.  Bogenvil (Bougainvillea spectabilis Willd)


II.        CARA KERJA
A.          Mengamati dan menentukan :
1.         Habitus keseluruhan tumbuhan : herba, herba berkayu, perdu, rumput-rumputan, teki-tekian.
2.         Tipe batang : herbaceus, berkayu, batang rumput, batang mendong.
3.         Bentuk batang : bulat, bersegi, pipih.
4.         Permukaan batang : licin, berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri, ada bekas-bekas daun.
5.         Arah tumbuh batang : tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar, membelit, memanjat, condong, mengangguk.
6.         Tipe percabangan : monopodial, simpodial, dikotom.
7.         Arah tumbuh cabang.
B.           Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.

III.              TEORI DASAR
            Batang merupakan bagian tumbuh tumbuhan yang angat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuh tumbuhan batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Sifat-sifat batang adalah sebagai berikut :
a.          Berbentuk panjang bulat seperti silindris atau dapat pula berbentuk lain, tetapi selalu bersifat aktinomorf.
b.         Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan tiap buku-buku terdapat daun
c.          Tumbuhnya keatas menuju cahaya
d.         Bertambah panjang di ujung
e.          Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak dapat di gugurkan, kecuali cabang atau ranting
f.          Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali pada tumbuhan yang umurnya pendek


            Fungsi batang bagi tumbuhan yaitu :
a.             Mendukung bagian tumbuh-tumbuhan yang ada di atas tanah
b.            Memperluas asimilasi dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalamruang sehingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan
c.             Jika pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
d.            Tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan

            Tumbuhan dibedakan tumbuhan berbatang jelas dan tidak berbatang.
            Tumbuhan berbatang jelas :
1.         Batang basah (herbaceous)
2.         Batang berkayu (lignosus)
3.         Batang rumput (calmus)
4.         Batang mendong (calamus)
            Macam-macam bentuk batang :
a.       Bulat (teres)
b.      Bersegi (angularis),
c.       Pipih
            Macam-macam permukaan batang :
a.       Licin (laevis)
b.      Berusuk (costatus)
c.       Beralur (sulcatus)
d.      Bersayap (alatus)
e.       Berambut (pilesus)
f.       Berduri (spinosus)
g.      Memperlihatkan bekas-bekas daun

h.      Memperlihatkan banyak lenti sel
i.        Keadaan-keadaan lain seperti lepasnya kerak
            Arah tumbuh batang pada tumbuhan dibedakan atas 8 macam yaitu :
1.      Tegak lurus (erectus)
2.      Mnggantung (dependens, pendulus)
3.      Berbaring (humifusus)
4.      Menjalar atau merayap (repens)
5.      Serong ke atas atau condong (ascendes)
6.      Mengangguk (nutans)
7.      Memanjat ( scandens)
8.      Membelit (volubilis)
a.       Membelit kekiri (sinistrorsum volubilis)
b.      Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)

            Percabangan dibedakan :
1.      Percabangan monopodial
2.      Percabangan simpodial
3.      Percabanagan dikotom atau menggarpu

            Arah tumbuh cabang dibedakan sebagai berikut :
1.      Tegak (fastigiatus)
2.      Condong ke atas (patens)
3.      Mendatar (horizontalis)
4.      Terkulai (declinatus)
5.       Bergantung (pendulus)
IV. HASIL PENGAMATAN

1.      Rumput teki (Cyperus rotundus)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Bunga
2.      Daun
3.      Batang
4.      Akar








Menurut Literatur
 

Keterangan:
1.      Bunga
2.      Daun
3.      Batang
4.      Akar




(sumber: Anonim a.2014.)

2.      Mendong (Fimbrystilis sp)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
a.       1.   Bunga
2.      Daun
3.      Batang
4.      Akar








Menurut Literatur
 

Keterangan:
1.                  1.  Bunga
2.      Daun
3.      Batang
4.      Akar



(sumber: Anonim b.2014.)




3.      Pisang (Musa paradisiaca L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
a.       1.   Daun
2.      Tangkai
3.      Pelepah








Menurut Literatur
Kete rangan:
5.                  1.  Daun
2.      Tangkai
3.      Pelepah




(sumber: Anonim c.2014.)





4.      Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
a.       1.   Helaian daun
2.      Tangkai daun
3.      Batang pembelit









Menurut Literatur
 

Keterangan:
1.                  1.  Helaian daun
2.      Tangkai daun
3.      Batang pembelit




     (sumber: Anonim d.2014.)




5.      Sirih  (Piper betle L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
a.       1.   Helaian daun
2.      Buku-buku batang
3.      Ruas-ruas batang








Menurut Literatur
 

Keterangan:
1.                  1.  Helaian daun
2.      Buku-buku batang
3. Ruas-ruas batang



                  (sumber: Anonim e.2014.)
     (sumber: Anonim e.2014.)





6.      Bambu  (Bambusa sp)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Buku-buku batang
3.      Ruas-ruas batang







Menurut Literatur
 

Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Buku-buku atang
3.      Ruas-ruas batang



                  (sumber: Anonim f.2014.)
                   (sumber: Anonim f.2014.)






7.      Kaktus  (Opuntia vulgaris)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Duri pada batang
2.      Percabangan









Menurut Literatur
 

Keterangan:
1.      Duri pada batang
2.      Percabangan



                  (sumber: Anonim g.2014.)

                (sumber: Anonim g.2014.)





8.      Pepaya  (Carica papaya L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang
3.      Bekas-bekas daun
4.      Tangkai daun







Menurut Literatur

Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang
3.      Bekas-bekas daun
4.      Tangkai daun




      (sumber: Anonim h.2014.)




9.      Jambu Biji  (Psidium guajava L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang
3.      Lepasan kerak







Menurut Literatur

Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang
3.      Lepasan kerak





                     (sumber: Anonim i.2014.)





10.  Cemara  (Casuarina equisetifolia L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang







Menurut Literatur

Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang






                     (sumber: Anonim j.2014.)






11.  Ketapang  (Terminalia katappa  L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang








Menurut Literatur
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang






                     (sumber: Anonim k.2014.)






12.  Bogenvil  (Bougainvillea spectabilis  L.)
Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang
3.      Bunga







Menurut Literatur

Keterangan:
1.      Helaian daun
2.      Batang
3.      Bunga





                     (sumber: Anonim l.2014.)





V.       ANALISIS DATA
1.      Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Liliopsida
Sub classis  : Commelinidae
Ordo           : Cyperales
Familia        : Cyperaceae
Genus         : Cyperus
Spesies        : Cyperus rotundus
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada rumput teki merupakan tumbuhan berhabitus teki-tekian, bertipe batang herbaceous, bentuk batang termasuk bangun segitiga (triangularis), permukaan batangnya licin (laevis), arah tumbuh batang yaitu tegak lurus (erectus), tipe percabangan batang adalah monopodial dan arah tumbuh cabang terkulai (declinatus). Sedangkan pada bagian-bagian rumput teki yang diamati terdapat batang, daun, bunga, tangkai bunga, dan akar.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:78), batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae), lainnya.







2.      Mendong (Fimbrystilis sp.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Liliopsida
Sub classis  : Commellinidae
Ordo           : Cyperales
Familia        : Cyperaceae
Genus         : Fimbrystilis
Spesies        : Fimbrystilis sp.
Sumber :     Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada mendong merupakan tumbuhan berhabitus herba, bertipe batang mendong, bentuk batang termasuk bangun segitiga (triangularis), permukaan batang licin (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), tipe percabangan batang yaitu monopodial dan arah tumbuh cabang terkulai (declinatus). Pada pengamatan juga didapat bagian-bagain daun yaitu batang, daun, dan akar.
Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa, tanaman ini tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki air yang cukup. Mendong merupakan salah satu jenis rumput, dan biasanya tumbuh dengan panjang lebih kurang 100 cm.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:78), batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae), lainnya.





3.      Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Liliopsida
Sub classis  : Zingiberidae
Ordo           : Zingiberales
Familia        : Musaceae
Genus         : Musa
Spesies        : Musa paradisiaca L.
Sumber :     Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pisang merupakan tumbuhan berhabitus herba, bertipe batang basah (herbaceous), mempunyai bentuk batang yang bulat (teres) dengan permukaan batang yang licin (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) tipe percabangan batang yaitu monopodial dan arah tumbuh cabang terkulai (declinatus). Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian tanaman pisang yaitu, batang sejati, batang semu, daun, tangkai daun, pelepah daun, ibu tulang daun, dan akar.
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna (herba) yang besar serta berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Batang sejati terletak di bawah, yaitu di antara akar dan batang semu. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan bieneal, yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu 2 tahun.

4.      Kembang Telang (Clitoria Ternate L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Liliopsida
Sub classis  : Rosidae
Ordo           : Fabales
Familia        : Papilionaceae
Genus         : Clitoria
Spesies        : Clitoria Ternate L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada kembang telang merupakan tumbuhan berhabitus herba, tipe batang basah (herbaceous),  bentuk batang yang bulat (teres), dengan permukaan batang yang kasar, arah tumbuh batang membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis), tipe percabangan batang yaitu simpodial dan arah tumbuh cabang terkulai (declinatus). Pada pengamatan didapat juga bagian-bagian kembang telang, yaitu batang, daun, bunga, buku-buku batang, dan ruas-ruas batang.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:82), arah tumbuh batang kembang telang adalah membelit ke kiri



5.      Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Magnolidae
Ordo           : Piperales
Familia        : Piperaceae
Genus         : Piper
Spesies        : Piper betle L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada sirih merupakan tumbuhan berhabitus Herba, bertipe batang herbaceous dengan bentuk batang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis), arah tumbuh batang memanjat (scandens), merupakan tipe percabangan batang monopodial dan dan arah tumbuh cabang terkulai (declinatus). Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian sirih yaitu, batang, tangkai daun, helaian daun, buku-buku batang, dan akar pelekat.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:82), sirih memiliki arah tumbuh batang yang memanjat pada akar perekatnya.









6.      Bambu (Bambusa sp.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Liliopsida
Sub classis  : Commonellidae
Ordo           : Cyperales
Familia        : Poaceae
Genus         : Bambusa
Spesies        : Bambusa sp.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bambu merupakan tumbuhan berhabitus herba berkayu, tipe batang berkayu (lignosus), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis), arah tumbuh batang yang tegak lurus (erectus) dengan tipe percabangan batang yaitu monopodial dan arah tumbuh cabang terkulai (declinatus). Pada pengamatan tumbuhan bambu didapat bagian-bagian yaitu, batang, ruas-ruas batang, helaian daun, ujung daun, tepi daun, dan tangkai daun.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:79), bentuk batang bambu adalah bulat.









7.      Kaktus (Opuntia vulgaris)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Caryophyllidae
Ordo           : Caryophyllales
Familia        : Cactaceae
Genus         : Opuntia
Spesies        : Opuntia vulgaris
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada kaktus merupakan tumbuhan berhabitus herba, tipe batang herbaceous, bentuk batang pipih kladodia (cladodium), permukaan batang licin dan berduri tempel, arah tumbuh batang yang tegak lurus (erectus) dengan tipe percabangan batang yaitu monopodial dan arah tumbuh cabang condong ke atas (patens). Pada pengamatan didapat bagian-bagian kaktus yaitu, batang, duri, dan kladodia.
Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:79), kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).
8.      Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Dilleniidae
Ordo           : Violales
Familia        : Caricaceae
Genus         : Carica
Spesies        : Carica papaya L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pepaya merupakan tumbuhan berhabitus herba berkayu, tipe batang berkayu (ligno), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang memperlihatkan bekas-bekas daun, arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dengan tipe percabangan batang yaitu monopodial dan arah tumbuh cabang mendatar (horizontalis). Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian tanaman papaya yaitu, batang, bekas-bekas daun, helaian daun, tangkai daun, dan akar.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:81), Carica papaya L atau pepaya merupakan tumbuhan yang jelas berbatang. Pepaya memiliki sifat batang yang basah (herbaceus) serta memperlihatkan bekas-bekas daun. Bentuk batangnya yaitu bulat (teres), arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus), dan percabangan batangnya monopodial semu karena duduk daun langsung duduk pada batangnya. memperlihatkan berkas-berkas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos mucifera L.)
9.      Jambu biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Rosidae
Ordo           : Myrtales
Familia        : Myrtaceae
Genus         : Psidium
Spesies        : Psidium guajava L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada jambu biji merupakan tumbuhan berhabitus herba berkayu, tipe batang berkayu (lignosus), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang memperlihatkan bekas lepasnya kerak,  arah tumbuh  batang tegak lurus (erectus) dengan tipe percabangan batang yaitu simpodial dan arah tumbuh cabang condong ke atas  (patens). Pada pengamatan didapat bagian-bagian jambu biji yaitu, batang, daun, akar, tangkai daun, anak daun, kerak batang, dan lepasan kerak.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:81), permukaan batang jambu biji mengalami lepasnya kerak.








10.  Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Hamamelidae
Ordo           : Casuarinales
Familia        : Casuarinaceae
Genus         : Casuarina
Spesies        : Casuarina equisetifolia L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada cemara merupakan tumbuhan berhabitus berkayu, tipe batang berkayu (lignosus), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang berusuk (costatus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus),  arah tumbuh cabang condong ke atas (patens) dengan tipe percabangan batang yaitu monopodial. Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian cemara yaitu, batang, ibu tangkai daun, dan daun.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2011:87), arah tumbuh cabang cemara condong ke atas dan tipe percabangan yang monopodial.










11.  Ketapang (Terminalia catappa L.)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Rosidae
Ordo           : Myrtales
Familia        : Combretaceae
Genus         : Terminalia
Spesies        : Terminalia catappa L.
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada ketapang merupakan tumbuhan berhabitus berkayu, tipe batang berkayu (lignosus), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dengan tipe percabangan batang yaitu monopodial dan arah tumbuh cabang mendatar (horizontalis). Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian ketapang yaitu, batang, helaian daun, ujung daun, tangkai daun, dan tepi daun.
Pohon ketapang (Terminalia catappa L.) bukan termasuk tumbuhan langka. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di tanam ataupun di pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda. Selain disebut ketapang, pohon ini memiliki berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak), katafa (Nias), katapieng (Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor), atapang (Bugis), talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho, ngusu (Maluku utara), sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote), dan kalis kris (Papua).


12.  Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Caryophyllidae
Ordo           : Caryophyllales
Familia        : Nyctagenaceae
Genus         : Bougainvillea
Spesies        : Bougainvillea spectabilis
Sumber       : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bogenvil merupakan tumbuhan berhabitus herba berkayu, tipe batang berkayu (lignosus), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang kasar dan berduri, arah tumbuh batang memanjat pada durinya dengan tipe percabangan batang yaitu simpodial dan arah tumbuh cabang condong ke atas (patens). Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian bogenvil yaitu, batang, cabang, tangkai daun, bunga, ibu tulang daun, dan ujung daun.
Tanaman bougenville  termasuk tanaman perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-4 meter. Sistem perakarannya  adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40  cm – 80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara. Bougenville  merupakan perdu yang memanjatdan menggantung, tinggi 0,3 m – 10 m. batang memiliki cabang berkayu bulat, beruas, dan memiliki diameter 5 mm – 8 mm, berwarna coklat dan majemuk.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:82), arah tumbuh batang bogenvil adalah memanjat pada durinya.


VI.             KESIMPULAN
1.      Habitus batang yang diamati pada praktikum ini, yaitu :
a.    Teki-tekian terdapat pada batang rumput teki.
b.    Herba terdapat pada batang mendong, pisang, dan kaktus.
c.    Herba berkayu terdapat pada batang bambu, papaya, dan bogenvil.
d.   Perdu terdapat pada batang kembang telang, dan sirih.
e.    Berkayu terdapat pada batang cemara, ketapang, dan bogenvil.
2.      Tipe batang yang diamati pada praktikum ini, yaitu :
a.       Batang mendong terdapat pada mendong.
b.      Herbacius terdapat pada batang rumput teki, sirih, dan kaktus.
c.       Berkayu terdapat pada batang bambu, pepaya, jambu biji, cemara, ketapang, dan bogenvil.
d.      Basah terdapat  pada batang pisang, dan kembang telang.
3.      Bentuk batang yang diamati pada praktikum ini, yaitu :
a.       Segitiga terdapat  pada batang rumput teki dan mendong.
b.      Bulat terdapat pada batang pisang, kembang telang, sirih, bambu, pepaya, jambu biji, cemara, ketapang, dan bogenvil.
c.       Pipih kladodia terdapat pada batang kaktus.
4.      Permukaan batang yang diamati pada praktikum ini, yaitu :
a.       Licin terdapat  pada permukaan batang rumput teki, mendong, pisang, kembang telang, sirih, dan ketapang.
b.      Licin dan berbulu halus terdapat  pada permukaan batang bambu.
c.       Licin dan berduri temple terdapat pada batang kaktus.
d.      Memperlihatkan bekas-bekas daun terdapat  pada permukaan batang pepaya.
e.       Memperlihatkan bekas lepasnya kerak terdapat  pada permukaan batang jambu biji dan cemara.
f.       Berusuk tedapat pada batang cemara.
g.      Kasar dan berduri terdapat  pada permukaan batang bogenvil.
5.      Arah tumbuh batang yang diamati pada praktikum ini, yaitu :
a.       Tegak lurus terdapat pada batang rumput teki, mendong, pisang, bambu, kaktus, pepaya, jambu biji, cemara dan ketapang.
b.      Membelit ke kiri terdapat  pada batang kembang telang.
c.       Memanjat terdapat  pada batang sirih dan bogenvil.
6.      Tipe percabangan batang yang diamati pada praktikum ini, yaitu :
a.       Monopodial terdapat  pada batang rumput teki, mendong, pisang, sirih, bambu, kaktus, papaya, dan ketapang.
b.      Simpodial terdapat  pada batang kembang telang, jambu biji, cemara, dan bogenvil.
7.      Tiper percabangan
a.       Condong ke atas terdapat pada kaktus, jambu biji, cemara dan bogenvil
b.      Terkulai terdapat pada rumput teki, mending, pisang, kembang telang, sirih, bambu.
c.       Mendatar terdapat pada papaya dan ketapang.












VII.          DAFTAR PUSTAKA
Amintarti,Sri. 2014. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Anonim a. 2014. http://www.rkmp.co.in/sites/default/files/eis_states/Cype rus%20rotundus_0.jpg (online) . Diakses 24 Maret 2014.
Anonim b. 2014. http://sketselku.files.wordpress.com/2011/12/mendong.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.

Anonim c. 2014. http://kampus.unikom.ac.id/s/userassets/10110738/blog_ images/image_a729c14b3e4007a65de61b4b7c3e10af.jpg  (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim d. 2014. http://pixabay.com/p-142384/?no_redirect (online). Diakses 24 Maret 2013.
Anonim e. 2014. http://jepretanhape.files.wordpress.com/2009/01/daun-sirih-561.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim f. 2014. http://www.htbg.com/Poaceae/GRAM-010-12-11-002/images/Bambusa-hirose.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim g. 2014.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/ cb/Flower-opuntia-vulgaris.png (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim h. 2014. http://baltyra.com/wp-content/uploads/2011/06/pohon-pepaya.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim i. 2014. http://blogs.upnjatim.ac.id/cahyo/files/2012/06/2012-06-01-08.20.22.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim j. 2014. http://i640.photobucket.com/albums/uu128/EASVision/flo_ Cemara-M.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.
Anonim l. 2014.http://farm8.static.flickr.com/7114/7152151323_3935c196dd _m.jpg (online). Diakses 24 Maret 2014.